Referensi Rumus untuk menentukan Sampling (Ahli dari Indonesia & Ahli dari Luar)
Nama : M. Zahlan Nugraha
Nim : 8020190073
Kelas : 02PT4
MK : Statistik & Probabilitas
- Rumus untuk
menentukan Sampling dengan beberapa Referensi Para Ahli (Referensi ahli
Indonesia & Ahli Luar)
Penjelasan :
1. Rumus untuk menentukan Sampling dengan beberapa Referensi Para Ahli (Referansi Ahli Indonesia)
- Menurut Ahli dari Indonesia (Suyatno 2001)
Di daerah Demak-Jawa Tengah, proporsi bayi (p) yang diberi makanan ASI eksklusif sekitar 17,2 %. Ini berarti nilai p = 0,172 dan nilai q = 1 – p. Dengan limit dari error (d) ditetapkan 0,05 dan nilai Alfa = 0,05, maka jumlah sampel yang dibutuhkan sebesar :
= 219 orang (angka minimal)
Jika tidak diketemukan nilai p dari penelitian
atau literatur lain, maka dapat dilakukan maximal estimation dengan p =
0,5. Jika ingin teliti teliti maka nilai d sekitar
2,5 % (0,025) atau lebih kecil lagi.
- Menurut Ahli dari Indonesia (Wibisono)
Teknik yang Penulis gunakan dalam pengambilan sampel adalah teknik non-probability sampling (tidak seluruh populasi diambil), kategori purposive, yang menggunakan rumus Wibisono dalam Riduwan dan Akdon (2013) :
Keterangan :
N = jumlah sampel
Za/2 = nilai dari tabel distribusi normal atas tingkat keyakinan 95% = 1,96.
S = standar deviasi 25%
e = error (batas kesalahan = 5%)
Batas kesalahan atau margin of error dalam penelitian Warunk Upnormal Dharmahusada ini
adalah 5%, sehingga tingkat akurasinya sebesar 95%. Sampel yang diambil untuk mengisi
kuesioner online sejumlah 100 responden.
- Menurut Ahli dari Indonesia (Notoatmodjo 2007)
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih secara tertentu sehingga dianggap mewakili populasinya. Besar sampel dalam penelitian menurut Notoatmodjo, (2007) diambil berdasarkan rumus berikut :
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
d =tingkat kepercayaan / ketepatan (0,05)
- Menurut Ahli dari Indonesia (Wiratna Sujarweni 2008).
Dalam tulisan Wiratna Sujarweni (2008) tentang “Belajar mudah SPSS untuk skripsi, tesis, desertasi dan umum” memang tidak ada jumlah atau nilai tertentu yang syaratkan. Sujarweni berbendapat bahwa jumlah sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah keseluruhan anggota populasi itu sendiri.
Pendapat ini memberi kita pemahaman yang lebih dalam bahwa hampir tidak mungkin untuk mendapatkan gambaran 100% populasi dari data sampel. Untuk itu dibutuhkan kehati-hatian dalam memilih metode sampling, menentukan jumlah sampel, dan perlunya memperhitungkan tingkat kesalahan.
Sujarweni juga menambahkan jika ukuran suatu populasi sangat besar maka penelitiannya dapat dilakukan dengan survei sampel.
2. Rumus untuk menentukan Sampling dengan beberapa Referensi Para Ahli (Referansi Ahli Luar)
- Menurut Ahli dari Luar (slovin 1960)
Salah satu literatur yang paling banyak digunakan adalah penentuan ukuran sampel menggunakan rumus slovin (1960). Seorang ahli yang bernama slovin ini ternyata sampai saat ini belum diketahui Siapa nama aslinya, bahkan pernah menjadi perdebatan mengenai tahun terbit dari naskah yang ditulis oleh slovin ini yaitu tahun 1960 dan 1843. Dalam tulisan Riduwan (2005), dengan judul penelitian “belajar mudah penelitian untuk guru”, dia mengutip rumus slovin dengan formula sebagai berikut :
Rumus sampling = Rumus slovin
Keterangan :
n
= besar sampel yang
N = ukuran populasi atau jumlah elemen dalam populasi
e = nilai presisi atau tingkat signifikansi yang telah ditentukan. Umumnya
dalam penelitian tingkat signifikansi ditentukan sebesar 95% atau 0,05.
Contoh :
Penentuan ukuran sampel dengan rumus slovin, misalkan satu populasi berukuran Rp1.000 elemen/anggota, akan dilakukan survei dengan mengambil beberapa sampel menggunakan rumus slovin.
Keterangan :
N = 1,000 orang
e = dengan tingkat signifikansi sebesar 95% atau 0,05
Maka :
Karena sampel kita harus berupa angka bulat dan orang, maka kita lakukan pembulatan mengikuti aturan pembulatan standar yaitu, apabila ≥ 0,5 maka kita bulatkan ke atas dan sebaliknya.
- Menurut Ahli dari Luar (Cochran,W.G.1977)
Salah Cochran, W. G. (1977), dalam bukunya berjudul “Sampling techniques” edisi ke 3 menjelaskan suatu formula sampling yang dapat anda jadikan referensi. Cochran membagi 2 teknik menentukan sampel berdasarkan data populasi yang bersifat kontinu dan bersifat kategori.
Formula Cochran untuk data kategori :
Keterangan :
n = ukuran sampel yang akan kita cari
z = nilai tabel z ( tabel distribusi normal) pada tingkat kepercayaan tertentu.
p = proporsi kategori dari total seluruh
kategori. Nilainya berupa nilai decimal
antara 0-1, misal 0.5, 0.2, dst.
q = proporsi kategori lain selain p yang juga dituliskan sebagai (1-p)
e = margin error
Contoh :
Katakan kita ingin mengevaluasi program penyuluhan yang mengajak petani untuk menggunakan metode baru. Anggaplah populasinya besar tetapi kita tidak tahu persentase dari penerimaan metode baru tersebut. Oleh karena itu, kita berasumsi tingkat penerimaannya 50:50 atau p = 0,5. Selanjutnya kita pilih α = 0,05 dan keakuratan 5% . Jumlah sampel yang diperlukan adalah sebagai berikut:
Formula Cochran :
- Menurut Ahli dari Luar "Formula Jacob Cohen" (dalam Suharsimi Arikunto, 2010:179)
N = L / F^2 + u + 1
Keterangan :
N
= Ukuran sampel
F^2
= Effect Size
u
= Banyaknya ubahan yang terkait dalam penelitian
L
= Fungsi Power dari u, diperoleh dari tabel
Power (p) = 0.95 dan Effect size (f^2) = 0.1
Harga L tabel dengan t.s 1% power 0.95 dan u = 5 adalah 19.76
maka
dengan formula tsb diperoleh ukuran sampel
N = 19.76 / 0.1 + 5 + 1 = 203,6, dibulatkan 203
- Menurut Ahli dari Luar (Tabel Isaac dan Michael)
Menentukan ukuran sampel penelitian menggunakan tabel Isaac dan Michael sedikit lebih mudah, dimana sudah ditentukan tingkat kesalahan untuk 1%, 5% dan 10%. Dengan tabel ini, peneliti dapat secara langsung menentukan besaran sampel berdasarkan jumlah populasi dan tingkat kesalahan yang dikehendaki.
Source :
https://teorionlinejurnal.wordpress.com/2012/08/20/menentukan-ukuran-sampel-menurut-para-ahli/
https://www.statmat.net/ukuran-sampel-penelitian/
Komentar
Posting Komentar